Dalam membuat sebuah website, dibutuhkan ‘kerjasama’ yang baik dari HTML, CSS, dan JavaScript. HTML merupakan kerangka karangan dari sebuah website, CSS digunakan untuk memperindah tampilan halaman website serta membuatnya menarik (User Interface / UI), sedangkan JavaScript berfungsi membuat halaman website menjadi lebih interaktif (User Experience / UX). Pada artikel ini, akan dibahas mengenai CSS Framework.
CSS berbentuk formula codingan untuk menampilkan website yang sesuai dengan desain yang diinginkan. Di sinilah CSS Framework hadir untuk menyederhanakan atau memudahkan proses codingan para developer web pada pembuatan website.
Apa itu CSS Framework
CSS Framework adalah hasil formula codingan website yang telah siap digunakan. Sehingga programmer tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membuat formula CSS website baru dari awal. Membuat website jadi lebih mudah, cepat, indah, menarik, dan efisien.
CSS Framework ini bermacam-macam dan sangat up to date mengikuti perkembangan trend di dunia website. Berikut ini merupakan beberapa referensi website Anda.
Contoh CSS Framework yang Cukup Populer untuk Website
1. Bootstrap
Bootstrap merupakan salah satu CSS terpopuler di kalangan programmer. Bootstrap adalah public open source gratis yang diperkenalkan oleh Twitter. Dengan menggunakan Bootstrap, Anda dapat mendesain website dengan lebih cepat, mudah, dan rapi. Bootstrap juga dilengkapi dengan kelebihan Anda bisa mendownload source code framework Bootstrap. Beberapa fitur lain yang dimiliki Bootstrap antara lain adalah fitur button dan typography, fluid container, responsiveness, form, grid system, JavaScript Toolkit (tooltip, dropdown menu, modal, dll), serta layout tampilan website.
2. Foundation
Foundation merupakan CSS framework dari ZURB yang diciptakan pada tahun 2011. Foundation mengklaim bahwa framework ini ditujukan untuk kalangan profesional. Dimana biasanya dibutuhkan untuk pengkodingan HTML email yang membutuhkan tampilan menarik. Foundation juga memiliki hampir semua fitur yang diperlukan sebuah framework, antara lain mudah dibaca, dapat disesuaikan, mobile-first, aksesibilitas yang tinggi, desain yang responsif dan lebih cepat, sehingga mudah untuk merancang situs web dan aplikasi ketika diakses dari perangkat apa saja.
3. Bulma
Bulma merupakan open source CSS framework berbasis Flexbox yang sangat modern dan telah digunakan oleh lebih dari 200.000 developers. Hampir sama dengan kebanyakan framework, Bulma memiliki keunggulan framework yang responsif, . Keunggulan lainnya, Bulma sangat membantu memudahkan berbagai hal, karena Bulma memiliki kelengkapan yang sudah tersedia dan siap untuk digunakan. Bulma memiliki kelebihan layout yang kreatif dan variatif pada setiap halaman website, memiliki grid system yang sederhana, sangat mudah dipelajari, sangat cepat jika ingin dikustomisasi, full screen vertical centering, tidak memerlukan JavaScript, serta memiliki komunitas pengguna yang cukup besar.
4. Semantic-UI
Jika Anda ingin membuat desain web yang cantik dengan cepat, maka Semantic-UI adalah jawabannya. Dengan HTML yang human-friendly, Semantic-UI memiliki kelebihan-kelebihan lain seperti HTML yang ringkas, JavaScript yang intuitif, debugging yang sederhana, memiliki variabel tema yang tinggi sehingga memudahkan Anda membuat variasi desain web secara lengkap. Semantic-UI memiliki koleksi, tampilan, dan modul yang mencakup keseluruhan interface design. Semantic-UI juga dirancang sangat responsif, sehingga variasi elemen-elemen yang dibangun dapat disesuaikan dengan fleksibel oleh penggunaan tablet dan seluler.
5. UIKit
UIKit merupakan framework yang ringan dan modular untuk membuat interface web yang cepat dan kuat. Jika Anda menginginkan sebuah interface web yang mengusung tema minimalis, maka framework ini cocok digunakan. UIKit diciptakan oleh YOOtheme pada tahun 2013. Walaupun terkesan minimalis, tapi UIKit juga memiliki hampir seluruh fitur-fitur yang dibutuhkan oleh sebuah framework. UIKit mendukung sistem pengkodingan yang cepat namun tetap dapat membuat tampilan website lebih menarik dan minimalis.
6. Blueprint
Blueprint merupakan open source framework yang dikembangkan oleh Palantir. Blueprint merupakan toolkit UI yang berbasis-React untuk website. Blueprint mengoptimalkan membangun interface web yang padat data untuk aplikasi desktop yang berjalan melalui browser. Blueprint bukan merupakan toolkit UI mobile-first.
7. Skeleton
Skeleton sangat cocok digunakan untuk proyek web dengan skala kecil, atau tidak memerlukan semua utilitas framework yang besar. CSS Skeleton sangat cocok digunakan bagi pengguna yang lebih gemar mengakses web dari perangkat smartphone. Skeleton memiliki beberapa elemen HTML standar namun telah memuat fitur-fitur yang lebih dari cukup untuk memulai sebuah website. Skeleton memiliki kemampuan responsif yang sangat baik, sehingga sangat baik diakses melalui mobile phone, terutama Android smartphone.
8. Pure CSS
Framework Pure CSS sangat cocok digunakan bagi developer yang masih pemula dalam mempelajari CSS. Pure CSS sangat mudah dioperasikan serta Anda dapat memilih jenis Pure CSS yang ingin dipelajari. Modul dalam Pure CSS sangat kecil dan dikemas dalam format file Gzip yang minim namun efisien, bahkan Anda dapat menghemat hingga beberapa byte jika dibandingkan dengan framework yang lain. Pure CSS memiliki keunggulan tampilan yang menarik, grid yang responsif, serta cocok digunakan untuk berbagai browser. Anda dapat menyesuaikan pengaturan framework Pure CSS dengan proyek yang sedang Anda jalankan.
9. Materialize
Materialize membuat desain web menjadi semakin menarik. Dengan banyaknya fitur yang disediakan, akan memudahkan developer untuk membuat website yang responsif namun menarik. Selain itu, dengan fitur-fitur ini, Materialize mampu mempertahankan performa website dengan baik. Materialize sangat modern, dan didesain dengan sangat spesifik sehingga dapat digunakan untuk memudahkan berbagai keperluan pekerjaan. Materialize mengusung pengembangan website yang cepat, sangat berfokus pada user experience, serta mudah dikerjakan.
10. Miligram
Framework CSS yang terakhir adalah Milligram. Framework ini berbeda dari kebanyakan karena menggunakan standar tata letak flexible box
layout module. Dengan menggunakan standar ini, Milligram dapat menghasilkan tata letak yang lebih fleksibel dan responsif. File Milligram diklaim hanya 2kb saja, sangat kecil. Hal ini menjadikan Milligram sebagai framework CSS yang ringan dan cepat. Framework ini cocok digunakan untuk situs web yang membutuhkan kecepatan dan performa yang tinggi.
Baca juga: Ingin Meningkatkan Performa Website? CDN (Content Delivery Network) Solusinya!
Kelebihan Menggunakan CSS Framework
CSS framework adalah kumpulan kode CSS yang siap pakai untuk mendesain tampilan website atau aplikasi. Dengan menggunakan CSS framework, pengembang dapat menghemat waktu dan tenaga dalam membuat desain.
● Mudah untuk pemula: Dengan komponen dan fitur lengkap siap pakai yang tersedia, mempermudah pemula untuk membuat desain website atau aplikasi yang profesional, tanpa perlu menulis kode CSS dari awal.
● Elemen yang siap pakai: Tersedia berbagai elemen UI yang siap pakai, seperti tombol, menu, dan kotak teks. Dengan menggunakan elemen yang siap pakai, pengembang dapat menghemat waktu dan tenaga dalam membuat desain.
● Memiliki sistem grid: CSS framework biasanya memiliki sistem grid yang dapat membantu pengembang untuk mengatur tata letak elemen UI dengan rapi dan efisien.
● Menghasilkan performa yang stabil: CSS framework biasanya dikembangkan oleh komunitas yang kuat, sehingga kode CSS yang dihasilkannya berkualitas tinggi dan minim error. Hal ini dapat meningkatkan performa website atau aplikasi.
Kekurangan CSS Framework
● Sulit untuk mengembangkan desain sendiri: CSS framework memiliki standar kode yang tertentu. Hal ini dapat membatasi pengembang untuk mengembangkan desain sendiri.
● Banyak kode yang tidak penting: CSS framework biasanya menyediakan banyak fitur dan elemen yang tidak selalu dibutuhkan oleh pengembang. Pengembang perlu memfilter kode yang tidak penting untuk menghindari bloatware.
● Struktur desain yang mainstream: CSS framework biasanya memiliki struktur desain yang mainstream. Hal ini dapat menyebabkan tampilan website atau
aplikasi terlihat serupa dengan website atau aplikasi lain.
Tips Menentukan Framework CSS yang Tepat
Ada beberapa tips yang dapat membantu pengembang dalam menentukan CSS framework yang tepat, yaitu:
● Sesuaikan dengan konsep desain website atau aplikasi
Pilih CSS framework yang sesuai dengan konsep desain website atau aplikasi yang diinginkan.
● Tentukan bahasa pemrograman framework
Pilih CSS framework yang sesuai dengan bahasa pemrograman yang dikuasai.
● Pilih framework yang menyediakan fitur yang dibutuhkan
Pilih CSS framework yang menyediakan fitur yang dibutuhkan untuk website atau aplikasi yang akan dibuat.
● Pastikan framework CSS bisa di kustomisasi
Pilih CSS framework yang bisa dikustomisasi untuk kebutuhan desain yang spesifik.
Baca juga: Cara Memindahkan Hosting Website Antar cPanel
Dalam membangun sebuah website, diperlukan cloud hosting yang mampu mendukung dan mengoptimalkan segala kebutuhan masing-masing website yang tentunya berbeda satu sama lain. CloudRaya menyediakan layanan cloud hosting yang dilengkapi dengan load balancer, cloud security, serta dukungan layanan managed service oleh tim IT profesional selama 24/7 penuh. Konsultasikan kebutuhan Anda dan hubungi kami. Buka website www.cloudraya.com dan dapatkan informasi dan penjelasan lebih lengkap mengenai layanan CloudRaya.